ACARA I
PENGENALAN
CARA-CARA PEMBERIAN OBAT
I.
TUJUAN
Mahasiswa mengenal dan mampu
mempraktekkan berbagai cara pemberian obat ke hewan uji.
II.
DASAR
TEORI
Hewan uji dalam eksperimen
farmakologi.Hewan percobaan tidak ternilai harganya dalam merintis jalan untuk
memperbaiki kesehatan manusia.Dalam praktikum farmakologi ini, percobaan
dilakukan terhadap hewan hidup, Karenna itu harus digarap dengan penuh kemanusiaan.Perlakuan
yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan (Singagerda, 2009).
Mencit adalah binatang asli Asia,
India, dan Eropa Barat.Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena
pengenalan oleh manusia.Mencit peliharaan memiliki periode kegiatan selama
siang dan malam.Tikus memakan
makanan manusia dan barang-barang rumah tangga.Mencit (Mus musculus) adalah anggot(tikus-tikusan) yang
berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan
pengganggu karena kebiasaannya menggigiti dan barang-barang kecil lainnya,
serta bersarang di sudut-sudut lemari.Hewan ini diduga sebagaiterbanyak kedua
di dunia, setelah.Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang
dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali
lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan.Mencit kadang-kadang disimpan
sebagai hewan peliharaan dan mewah.Namun, sebagian besar tikus diperoleh dari
peternak hewan laboratorium untuk digunakan dalam penelitian biomedis,
pengujian, dan pendidikan.Bahkan, tujuh puluh persen dari semua hewan yang
digunakan dalam kegiatan biomedis tikus. Melebihi dari 1000 saham dan strain
tikus telah dikembangkan, serta ratusan mutan saham yang digunakan sebagai model
penyakit manusia. Dalam hal genetika, mouse adalah mamalia dicirikan paling
lengkap (Anonim, 2011).
Struktur dan fungsi gena pada
mencit dan manusia biasanya serupa, dan penelitian-penelitian pada mencit dapat
memberikan pemahaman mengenai penyakit pada manusia(Harison, 2008 )
Karakteristik
utama mencit adalah dalam laboratorium mudah ditangani, ia bersifat penakut,
fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya, mempunyai kecenderungan untuk
bersembunyi dan lebih aktif pada malam hari, kehadiran manusia akan menghambat
mencit, suhu tubuh normal (37,8oC). Laju respirasi normal 163 tiap
menit(Singagerda, 2009).
Cara
memperlakukan mencit adalah sebagai berikut, Mencit diangkat dengan memegangnya
pada ujung ekornya dengan tangan kanan, dan dibiarkan menjangkau kawat kandang
dengan kaki depannya.Dengan tangan kiri, kulit, tengkuknya dijepit diantara
telunjuk dan ibu jari. Kemudian ekornya dipindahkan dari tangan kanan ke antara
jari manis dan jari kelingking tangan kiri, hingga mencit cukup erat dipegang.
Pemberian obat dapat dimulai(Singagerda, 2009).
·
Rute Penggunaan
Obat
Rute
pemberian obat ( Routes of Administration ) merupakan salah satu faktnr
yang mempengaruhi efek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi
dan biokimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini
berbeda karena jumlah suplai darah yang berbeda; enzim-enzim dan getah-getah
fisiologis yang terdapat di lingkungan tersebut berbeda. Hal-hal ini
menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat mencapai lokasi kerjanya dalam waktu
tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat (Katzug, B.G, 1989).
Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obatnya
serta kondisi pasien. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan masalah-masalah
seperti berikut:
a. tujuan terapi mengkehendaki efek lokal atau efek sistemik
b. apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya
lama
c. stabilitas obat di dalam lambung dan atau usus
d. keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacam-macam rute
e. rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter
f. kemampuan pasien menelan obat melelui oral (Anief, M., 1994)
Bentuk sediaan obat yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan efek
terapi/obat. Bentuk sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau
sistemik. Efek sistemik diperoleh jika obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran
darah, sedangkan efek lokal adalah efek obat yang hanya berkerja setempat
misalnya salep (Anief, M., 1994).
Efek sistemik dapat diperoleh dengan cara : oral melalui saluran
gastrointestinal atau rektal, parenteral
dengan cara intravena, intramuskular dan subkutan, inhalasi langsung ke dalam paru-paru(Anief, M., 1994).
Efek lokal dapat diperoleh dengan cara:
- intraokular, intranasal, aural, dengan jalan diteteskan pada mata,
hidung, telinga
- intrarespiratoral, berupa gas masuk paru-paru
- rektal, uretral, dan vaginal dengan jalan dimasukkan ke dalam dubur,
saluran kencing dan kemaluan wanita, obat melelh atau larut pada keringat
badan atau larut dalam cairan badan (Anief, M., 1994)
Rute penggunaan obat dapat dengan cara:
- melalui rute oral
- melalui rute parenteral
- melalui rute inhalasi
- melalui rute membran mukosa seperti mata, hidung, telinga, vagina dan
sebagainya
- melalui rute kulit
(Anief, M., 1994)
Cara
pemberian obat melalui oral (mulut), sublingual (bawah lidah), rektal (dubur)
dan parenteral tertentu, seperti melalui intradermal, intramuskular, subkutan,
dan intraperitonial, melibatkan proses penyerapan obat yang berbeda-beda.
Pemberian secara parenteral yang lain, seperti melalui intravena, intra-arteri,
intraspinal dan intraseberal, tidak melibatkan proses penyerapan, obat langsung
masuk ke peredaran darah dan kemudian menuju sisi reseptor (receptor site) cara
pemberian yang lain adalah inhalasi melalui hidung dan secara setempat melalui
kulit atau mata. Proses penyerapan dasar penting dalam menentukan aktifitas
farmakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses penyerapan akan
memperngaruhi aktifitas obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan ( Siswandono
dan Soekardjo, B., 1995).
III.
ALAT BAHAN
·
Alat yang digunakan:
1.
spuit injeksi 1 ml 1 buah
2.
jarum sonde 5 ml 1 buah
3.
handscone sepasang
4.
masker 1 buah
5.
cawan porselin 1 buah
·
Bahan yang digunakan:
1.
garam fisiologis NaCl 0,9% 2 ml
2.
mencit 4
ekor
III.
CARA KERJA
- Pemberian peroral -
Pemberian subkutan
melalui
|
secara
|
berisi
|
di
suntik
|
mencit
|
Spuit jarum
|
Garam fisiologis NaCl 0.25
ml
|
Kulit tengkuk
|
Sub kutan
|
melalui
|
secara
|
berisi
|
di
suntik
|
mencit
|
Spuit jarum sonde
|
Garam fisiologis NaCl 0.5
ml
|
Rongga mulut
|
peroral
|
melalui
|
secara
|
berisi
|
di
suntik
|
mencit
|
Spuit jarum
|
Garam fisiologis NaCl 0.5
ml
|
Jaringan perut
|
Intra peritonial
|
melalui
|
secara
|
berisi
|
di
suntik
|
mencit
|
Spuit jarum
|
Garam fisiologis NaCl 0.25
ml
|
Jaringan paha
|
Intra muscular
|
IV.
HASIL
CARA PEMBERIAN
|
TEMPAT PEMBERIAN
|
VOLUME PEMBERIAN (ml)
|
KETERANGAN
|
Peroral
|
Rongga mulut
|
0.5
|
Berhasil
|
Sub kutan
|
Kulit tengkuk
|
0.25
|
Berhasil
|
Intra muscular
|
Jaringan paha
|
0.25
|
Berhasil
|
Intra
peritonial
|
Jaringan perut
|
0.5
|
Berhasil
|
V.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini yaitu Pengenalan Cara-Cara Pemberian Obat, hewan uji yang
digunakan adalah mencit. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal
dan mampu mempraktekkan berbagai cara pemberian obat ke hewan uji. Rute
pemberian obat yang dilakukan antara lain adalah per oral, sub kutan, intra
peritoneal dan intra muskular.
Pada
percobaan ini mempalajari tentang rute-rute
pemberian obat dan pengaruh cara pemberian obat
terhadap absorpsi obat dalam tubuh. Pada dasarnya rute pemberian obat
menentukan jumlah dan kecepatan obat yang masuk kedalam tubuh, sehingga
merupakan penentu keberhasilan terapi atau kemungkinan timbulnya efek yang
merugikan.Dalam hal ini, alat uji
yang digunakan adalah tubuh hewan
(uji in vivo). Pada percobaan
ini digunakan mencit sebagai hewan uji karena memiliki struktur dan sistem organ yang hampir mirip
dengan struktur organ yang ada di dalam tubuhmanusia.Mencit memiliki
karakteristik mudah ditangani dan bersifat penakut,fotofobik, cenderung
berkumpul dengan sesamanya, bersembunyi dan lebihaktif beraktivitas pada malam
hari. Sehari sebelum praktikum dilakukan, mencit harus dipuasakan terlebih
dahulu agar sistem/saluran pencernaannya kosong sehingga tidak akan
mempengaruhi absorpsi obat.
Pertama-tama mencit diberi perlakuan
dengan cara dielus-elus bagian kepala sampai bagian belakang tubuhnya. Hal ini
bertujuan agar mencit tidak stres sehingga mencit tenang dan mudah di pegang.
Untuk memegang mencit yang akan digunakan diperlukan cara-cara yang khusus
sehingga mempermudah cara perlakuannya. Secara alamiah mencit cenderung
menggigit bila mendapat sedikit perlakuan kasar. Mencit diambil dengan memegang ekornya kemudian mencit diletakkan
di bagian atas kandang dengan ekornya yang masih dipegang. Kulit bagian
belakang kepala mencit dicubit dengan menggunakan tangan kanan dan jepit
ekornya diantara jari kelingking dan jari manis, seperti pada gambar berikut
ini.
Selanjutnya mencit diberi perlakuan
yakni dilakukan pemberian obat melalui per oral, intra muskular, subkutan, dan intra
peritonial.
·
Pemberian
obat rute per oral
Dilakukan
dengan alat suntik yang
dilengkapi jarum sonde.Jarum sonde tersebut dimasukkan ke dalam mulut, kemudian
perlahan-lahan diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai
esophagus kemudian masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan dalam cara
pemberiannya. Jika keliru, cairan dapat keluar dari hidung atau masuk ke dalam
saluran pernafasan/paru-paru sehingga dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan
kematian.
Keuntungan pemberian obat
dengan cara oral yaitu mudah, ekonomis, tidak perlu steril. Sedangkan
kerugiannya rasanya yang tidak enak dapat mengurangi kepatuhan (mual),
kemungkinan dapat mengiritasi lambung dan usus, menginduksi mual, dan pasien
harus dalam keadaaan sadar.Selain itu obat dapat mengalami metabolisme lintas
pertama dan absorpsi dapat terganggu dengan adanya makanan.
Dari percobaan ini rute
pemberian obat melalui per oral dapat
dikatakan berhasil karena cairan tidak keluar dari mulut mencit dan setelah
mencit diinjeksikan mencit masih dalam keadan hidup. Cairan yang digunakan
sebanyak 0,5 ml larutan NaCl fisiologis 0,9%.
Onset (mula kerja obat) dihitung saat pada menit dimana
mencit mulai diam, tertidur atau tidak menunjukan respon/aktivitas.Sedangkan
durasi (lama obat bekerja di dalam tubuh) dihitung saat mencit mulai
sadar/terbangun dari tidur. Tetapi dalam percobaan ini tidak dilakukan
pengujian hasil dari onset dan durasi obatnya dikarenakan pada percobaan ini
hanya sebagai pengenalan cara pemberian obat saja.
Durasi adalah waktu yang diperlukan obat mulai dari
obat berefek sampai efek hilang.Durasi yang terpendek adalah per oral, intraperitonial, intra muscular, dan subcutan.
Durasi sipengaruhi oleh kadar obat dalam darah dalam waktu tertentu. Pada peroral didapatkan durasi terpendek, disebabkan karena
per oral melewati banyak fase seperti perombakan dihati menjadi aktif dan tidak
aktif. Semakin banyak fase yang dilalui maka kadar obat akan turun sehingga
obat yang berikatan dengan reseptor akan turun dan durasinya pendek. Sedangkan
pada pemberian secara intraperitonial obat dengan kadar tinggi akan berikatan
dengan reseptor sehingga akan langsung berefek tetapi efek yang dihasilkan
durasinya cepat karena setelah itu tidak ada obat yang berikatan lagi dengan reseptor.
Pada sub cutan memiliki durasi yang lama, hal ini disebabkan karena obat akan
tertimbun di depot lemak/ jaringan di bawah kulit sehingga secara perlahan-
lahan baru akan dilepaskan sehingga durasinya lama.
·
Pemberian
obat rute Sub Cutan
Rute pemberian
secara sub cutan adalah rute pemberian obat melalui bawah kulit. Jarum suntik
yang digunakan pada rute pemberian ini adalah jarum suntik yang ujungnya
runjing, hal ini dilakukanagar jarum suntik dapat menembus kulit mencit.Pada
praktikum kali ini, mencit diinjeksi melalui kulit didaerah tengkuk.Posisi mencit pada saat pemberian injeksi adalah tetap mengarah ke bawah
(tidak terbalik). Kemudian arah suntikan yang diberikan adalah dari depan lalu
mencit diinjeksikan dengan cepat agar tidak terjadi pendarahan. Penyuntikan
secara sub kutan ini dilakukan pada bagian tengkuk mencit karena pada bagian
ini kulit mencit lebih tipis sehingga jarum suntik akan lebih mudah masuk.
Pemberian obat melalui sub kutan hanya boleh
dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap
jaringan. Absorpsi dari rute ini biasanya
berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.Absorpsi
menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah
kulit atau dalam bentuk suspensi.Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor
juga dapat memperlambat absorpsinya Adapun kelebihan
dari pemberian rute ini adalah deiperlukan latihan yang lebih sederhana,
absorbsi cepat obat larut air dan mencegah kerusakan sekitar saluran cerna.
Namun disisi lain, rute ini juga memiliki kekurangan yaitu akan terasa sakit
dan dapat menimbulkan kerusakan kulit, tidak dapat dipakau jika volume obat
besar, bioavibilitas bervariasi sesuai lokasi dan efeknya lambat.
·
Intra muskular
Intra
muscular ( i.m ) adalah penyuntikan yang dilakukan ke dalam jaringan otot,
misalnya penyuntikan antibiotika atau dimana tidak banyak terdapat pembuluh
darah dan syaraf, misalnya pada otot pantat atau lengan (Anonim, 2008). Pada percobaan pada mencit ini penyuntikan dilakukan di
pangkal paha bagian dalam karena di tempat tersebut terdapat banyak jaringan
otot mencit dan tidak terdapat banyak pembuluh darah dan syaraf. Volume
yang maksimal yang disuntikkan secara i.m pada mencit adalah 0,05 ml, karena
mencitnya masih kecil volume yang disuntikkan setengah dari volume maksimal
yaitu 0,025 ml. Sebelum dilakukan penyuntikan mencit dipegang dahulu dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan
ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking.Pemegangan
mencit harus benar agar mencit tidak lepas atau lari saat disuntik. Kemudian
untuk cara penyuntikan posisi hewan harus terlentang dan kaki agak
ditarik keluar agar paha bagian dalam terlihat.Posisi jarum sejajar dengan tubuh/abdomen.Lalu suntikkan pada otot paha bagian belakang.Penyuntikan tidak boleh terlalu dalam agar tidak terkena pembuluh darah.Pada
percobaan penyuntikan secara intra muskular kelompok kami berhasil melakukannya
karena pada mencit tidak mengalami luka atau mengeluarkan darah dari tempat
penyuntikan, sedangkan kalau gagal ditandai dengan keluarnya darah dari paha
mencit yang berarti penyuntikan tidak pas ke jaringan otot tetapi terkena ke
pembuluh darah.
Pemberian obat secara intra muskular
memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihannya antara lainefeknya timbul lebih
cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian per oral, dapat diberikan pada
penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar atau muntah-muntah, sangat berguna
dalam keadaan darurat. Sedangkan kekurangannya yaitu sediaan parenteral
mempunyai dosis yang harus ditentukan lebih teliti waktu dan cara pemberian
harus diberikan oleh tenaga yang sudah terlatih, bila obat diberikan secara
parenteral maka sulit dikembalikan efek fisiologisnya, terapi parenteral akan
menimbulkan komplikasi dari beberapa penyakit seperti infeksi jamur, bakteri,
sehingga interaksinya tidak bisa dikendalikan, kemajuan dalam manufaktur atau
pabrikasi kemasan menimbulkan beberapa masalah dalam sterilisasi partikulasi,
pirogenitasi, sterilisasi, dll (Ratna Ambarwati, 2009). Selain itu penyuntikan
intra muskular apabila tidak hati-hati akan berbahaya yaitu terjadi kerusakan jaringan otot yang dalam dan ada resiko menginjeksi obat
langsung ke pembuluh darah.
·
intra
peritoneal
Pemberian obat
dilakukan dengan cara menyuntikkan pada daerah abdomen sampai agak menepi dari garis tengah dengan volume 0,5
ml. Mencit dipegang, memegang mencit
dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, dan
ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking kemudian diposisikan
telentang, pada penyuntikan posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Posisi
jarum suntik sepuluh derajat dari
abdomen berlawanan arah dengan kepala (arah jarum ke bagian perut). Jarum
disuntikkan dari abdomen yaitu, pada daerah yang menepi dari garis tengah, agar
jarum suntik tidak terkena kandung kemih dan tidak terlalu tinggi supaya tidak
terkena penyuntikan pada hati.
Intraperitoneal (IP) tidak dilakukan pada manusia karena bahaya (Anonim, 1995).
Pemberian obat dengan cara
intraperitoneal (injeksi yang dilakukan pada rongga perut) ini jarang
digunakan karena rentan menyebabkan infeksi. Keuntungan adalah obat yang disuntikkan dalam rongga peritonium
akan diabsorpsi cepat, sehingga reaksi obat akan cepat terlihat.
Injeksi
intraperitoneal atau injeksi IP adalah injeksi suatu zat ke dalam peritoneum
(rongga tubuh). IP injeksi lebih sering digunakan untuk hewan dari pada
manusia.Hal ini umumnya disukai
ketika jumlah besar cairan pengganti darah diperlukan, atau ketika tekanan
darah rendah atau masalah lain mencegah penggunaan pembuluh darah yang cocok
untuk penyuntikan.Pada hewan, injeksi IP
digunakan terutama dalam bidang kedokteran hewan dan pengujian hewan untuk
pemberian obat sistemik dan cairan karena kemudahan administrasi parenteral
dibandingkan dengan metode lainnya. Pada manusia, metode ini banyak digunakan untuk mengelola
obat kemoterapi untuk mengobati kanker, terutama kanker ovarium.Penggunaan
khusus ini telah direkomendasikan, kontroversial, sebagai standar perawatan.
·
Perbandingan rute pemberian obat
Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing rute pemberian
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Rute pemberian
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Per oral
|
Mudah,
ekonomis, tidak perlu steril
|
Rasanya yang tidak enak dapat mengurangi kepatuhan
(mual), kemungkinan dapat mengiritasi lambung dan usus, menginduksi mual, dan
pasien harus dalam keadaaan sadar. Selain itu obat dapat mengalami
metabolisme lintas pertama dan absorpsi dapat terganggu dengan adanya
makanan.
|
Subkutan
|
Obat dapat
diberikan dalam kondisi sadar atau tidak sadar
|
Perlu
prosedur steril, sakit, dapat terjadi iritasi lokal ditempat injeksi
|
Intra peritonial
|
Obat yang
disuntikkan dalam rongga peritonium akan diabsorpsi cepat, sehingga reaksi
obat akan cepat terlihat.
|
Resiko kesalahan penyuntikan
menyebabkan kerusakan organ
|
Intra muskular
|
Absorpsi
berlangsung dengan cepat, dapat diberikan pada pasien sadar atau tidak sadar
|
Perlu
prosedur steril, sakit, dapat terjadi iritasi ditempat injeksi
|
VI.
KESIMPULAN
·
Rute
pemberian per oral adalah dengan cara jarum sonde dimasukkan ke dalam mulut,
kemudian perlahan-lahan diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang
sampai esophagus kemudian masuk ke dalam lambung
·
Rute pemberian secara sub cutan adalah
rute pemberian obat melalui bawah kulit
·
Intra muscular ( i.m ) adalah
penyuntikan yang dilakukan ke dalam jaringan otot,
·
Intra
peritoneal adalah pemberian obat dilakukan dengan cara menyuntikkan pada
daerah abdomen sampai agak menepi dari
garis tengah dengan volume 0,5 ml.
·
rute pemberian yang cukup efektif adalah
intra peritoneal (i.p.) karena memberikan hasil kedua paling cepat setelah
intravena. Namun suntikan i.p. tidak dilakukan pada manusia karena bahaya injeksi
dan adhesi terlalu besar.
·
Onset dari yang terpendek adalah intraperitonial,
intra muscular, subcutan , dan per oral.
Golden Nugget Resort Casino & Spa, Temecula, MS - MapyRO
BalasHapusFind golden 밀양 출장샵 nugget 김천 출장마사지 resorts, 오산 출장마사지 Temecula, MS (MapyR). Location. 39.2 문경 출장마사지 miles away. No information is available for this page. 충청북도 출장안마